Reinald duduk bersandar pada sofa, meneguk teh Qili panas yang masih beruap. Ramuan tersebut tidak dapat menghilangkan kelelahan yang mendera tubuhnya. Luka-luka yang telah Nadine bekukan mulai berdenyut-denyut menyakitkan, terutama luka besar di perutnya. Namun pikirannya menolak untuk beristirahat, malah berputar amat kencang seperti mobil yang sedang dipacu. Continue reading
-
Recent Posts
Recent Comments
- Dewi Putri Kirana on Entry Mei 2012 – Buku Peninggalan Ayah
- faisal hanafi on Entry Mei 2012 – Buku Peninggalan Ayah
- Dewi Putri Kirana on Entry Fantasy Fiesta 2012 – Pencari Warna
- xeno on Entry Fantasy Fiesta 2012 – Pencari Warna
- Dewi Putri Kirana on Entry Juli 2012 – Permainan Keduapuluh Satu
Archives
Categories
Meta