Category Archives: Artefaktor

Entry Mei 2013 – Sesuatu dari Masa Lalu

Nadine sedang memandangi langit melalui jendela kamarnya ketika terdengar bunyi ketukan di pintu, disusul suara seseorang, “Nadine?” “Masuk.” Pintu terbuka dan Reinald melangkah masuk. Seperti biasa pemuda itu mengenakan kaus polo putih dan celana corduroy coklat. Rambut pendeknya tersisir rapi. … Continue reading

Posted in Artefaktor, Lomba Cerbul Kastil Fantasi

Daftar Kata

Alleterre: Tumbuhan magis yang mengatur dan menjaga aliran grae di bumi. Tanaman tersebut berwujud kumpulan pohon-pohon kecil yang tumbuh menempel, batang-batang mereka saling melilit satu sama lain sampai membentuk sebuah batang raksasa. Daun-daun pohon tersebut juga saling terkait satu sama … Continue reading

Posted in Artefaktor

Daftar Mantra

Tir te perenna lo Lanthe, ava du te jenna mir siegha ru nin kuei lo tarn Atas nama Cahaya, berkati kami dengan perlindungan dari mara bahaya. (Mantra yang terukir di baju besi Ronny. Merupakan mantra perlindungan)

Posted in Artefaktor

Epilog

Para raghen dan tohsa berbaris keluar dari ruangan, meninggalkan Aryo sendirian. Pemuda itu membungkuk di atas meja besar yang terletak di tengah aula tersebut, mengamati imaji yang melayang di atas permukaannya. Sebuah peta tiga dimensi yang diciptakan dengan grae, nyaris … Continue reading

Posted in Artefaktor

Bab 29 – Galazentria, Dulu

Angin kembali bertiup kencang, menghempas tubuh Nadine. Gadis itu membuka mata dan menatap sekelilingnya. Ia dan yang lainnya berdiri di sebuah pelataran luas berbentuk lingkaran. Sejumlah pilar berulir berdiri di tepi pelataran tersebut, memagarinya. Tiang-tiang tersebut sudah tidak utuh dan … Continue reading

Posted in Artefaktor

Bab 28 – Alasan

Melinda menatap orang-orang di hadapannya dengan kecurigaan yang semakin bertambah seiring menit yang berlalu. Memandangi Nadine yang sedang duduk di sofa. Wajahnya amat pucat, dan lingkaran hitam membayangi mata gadis itu, seolah sudah berminggu-minggu ia kurang tidur. Di sebelah kanannya … Continue reading

Posted in Artefaktor

Bab 27 – Dua Dimensi

”Kamu ingat, aku pernah berkata kalau dimensi di dunia ini sebenarnya tidak hanya ada satu, tapi banyak?” Nadine memulai. Rei mengangguk. ”Seperti Ezon, dimensi asal kaum Gakka.”

Posted in Artefaktor

Bab 26 – Badai di Tengah Samudra

Reinald terombang-ambing dalam rasa sakit. Seluruh dunianya seperti hanya terdiri dari lautan gelap yang bergelombang dahsyat, sementara badai berkecamuk di sekitarnya. Ombak menerpanya tanpa ampun, membakar sekujur tubuhnya dengan api tak kasat mata. Sementara itu badai menerjangnya, menyayatkan rasa perih … Continue reading

Posted in Artefaktor

Bab 25 – Bola Varre

Nadine membuka mata. Kedua kelopaknya terasa amat berat, dan seluruh tubuhnya terasa amat kaku, seperti terbuat dari batu. Gadis itu mengerjap beberapa kali, lalu mengamati keadaan sekitarnya. Ia masih berada dalam kamarnya sendiri. Tirai menutupi setiap jendela yang ada di … Continue reading

Posted in Artefaktor

Bab 24 – Air Mata

Reinald duduk bersandar pada sofa, meneguk teh Qili panas yang masih beruap. Ramuan tersebut tidak dapat menghilangkan kelelahan yang mendera tubuhnya. Luka-luka yang telah Nadine bekukan mulai berdenyut-denyut menyakitkan, terutama luka besar di perutnya. Namun pikirannya menolak untuk beristirahat, malah … Continue reading

Posted in Artefaktor